Penjumlahan adalah landasan akademis dasar yang perlu dimiliki setiap anak. Bahkan, sebagian besar negara memiliki standardisasi akademis yang mengharuskan setiap anak kelas 1 SD memahami konsep penjumlahan (dan pengurangan) hingga menyentuh angka 20. Lantas bagaimana cara mudah untuk mengajarkan konsep penjumlahan kepada anak? Sebelum memberikan soal-soal penjumlahan, Anda perlu terlebih dahulu memastikan bahwa mereka telah memahami konsep "menjumlahkan" dalam kehidupan sehari-hari. Ingin tahu lebih lanjut? Baca terus artikel ini untuk mempelajari cara mengajarkan penjumlahan kepada anak dengan metode yang menyenangkan dan efektif!
2 Menggunakan Teknik Manipulasi
Gunakan objek di sekitar Anda untuk menjelaskan konsep penjumlahan. Salah satu metode terbaik untuk menjelaskan suatu konsep abstrak kepada anak Anda adalah dengan menggunakan objek visual. Gunakan objek apa pun yang ada di sekitar Anda, seperti batu atau permen. Mulailah dengan kuantitas yang sedikit dan gunakan berbagai trik sederhana untuk menjelaskan hubungan antarangka:Berikan dua kelompok benda yang masing-masing kelompoknya berjumlah sedikit; misalnya, berikan tiga buah permen dan dua buah batu. Setelah itu, mintalah dia menghitung jumlah permen dan jumlah batu secara terpisah.- Setelah itu, mintalah anak Anda menggabungkan kedua kelompok tersebut dan menghitung total permen dan batu. Jelaskan bahwa dia baru saja “menjumlahkan” kedua kelompok tersebut.
- Sediakan sekelompok objek – enam keping Koko Crunch, misalnya – dan mintalah anak Anda memikirkan berapa variasi kelompok yang bisa dia buat untuk menghasilkan satu kelompok besar berisi enam keping Koko Crunch. Misalnya, dia mungkin akan membuat satu kelompok kecil berisi lima keping Koko Crunch, dan satu kelompok kecil lain yang berisi satu keping Koko Crunch.
- Tunjukkan cara “menjumlahkan” dengan menumpuk. Misalnya, mulailah dengan menumpuk tiga keping koin; setelah itu, tambahkan dua keping koin di atas tumpukan tersebut. Mintalah anak Anda menghitung berapa keping koin yang sekarang ada di tumpukan itu.
Dorong anak Anda menciptakan teknik manipulasinya sendiri. Misalnya, mintalah dia membuat objek-objek tertentu dengan tanah liat atau menggunting kertas dalam bentuk-bentuk tertentu. Tidak ada salahnya memadukan kelas matematika dengan kelas keterampilan seni, bukan?
Buat permainan penjumlahan dengan memanfaatkan alat-alat bermain dasar. Dadu adalah contoh alat bermain dasar yang bisa Anda gunakan. Mintalah anak Anda melempar dua buah dadu dan menjumlahkan hasilnya. Anda juga bisa melakukan permainan yang sama menggunakan kartu atau domino.
- Setiap anak tentunya memiliki kemampuan belajar yang berbeda. Cobalah memodifikasi permainan untuk mengakomodasi – sekaligus memberikan tantangan lebih kepada – anak-anak yang lebih cepat belajar. Misalnya, mintalah mereka memainkan tiga atau empat dadu (atau kartu) dan menjumlahkan hasilnya.
2 Memperkenalkan Bahasa Matematika dan Konsep Fact Family
Perkenalkan simbol-simbol penjumlahan kepada anak Anda. Jelaskan makna simbol “+” dan “=”, lalu bantu dia membuat kalimat matematika sederhana seperti “3+2=5”.
- Mulailah dengan kalimat matematika yang ditulis secara horizontal. Sedari dini, anak-anak sudah diajarkan untuk menulis kata-kata dan kalimat dalam satu garis horizontal di atas kertas. Menerapkan konsep yang sama untuk kalimat matematika tentunya akan mempermudah pemahamannya. Jika anak Anda sudah menguasai konsep penjumlahan horizontal, Anda boleh mulai mengajarkan konsep penjumlahan vertikal.
Gunakan konsep fact family untuk memudahkan anak-anak memahami hubungan antarangka. Fact family adalah kelompok operasi hitung yang terdiri dari angka-angka yang sama, misalnya “4+5=9”, “5+4=9”, “9-5=4”, dan “9-4=5”. Fact family sering kali mencampurkan penjumlahan dan pengurangan untuk membantu siswa memahami hubungan inversi/berkebalikan di antara keduanya.
- Cobalah menggunakan karton susu untuk mengilustrasikan konsep fact family. Lapisi karton susu dengan kertas jika Anda ingin kembali menggunakan karton tersebut. Mintalah anak Anda mendaftar bilangan bulat yang masuk ke dalam kelompok fact family, seperti 4, 5, dan 9. Setelah itu, mintalah dia menuliskan satu fakta terkait angka-angka dalam kelompok tersebut di keempat sisi karton.
3 Mengajarkan Konsep dan Fakta Matematis Dasar
Mintalah anak Anda melompati hitungan. Ajarkan dia untuk berhitung dengan interval dua, lima, sepuluh, bahkan seratus untuk meningkatkan pemahamannya terhadap hubungan antarangka; selain itu, dia juga akan terbantu untuk memahami perbandingan-perbandingan dasar dalam hubungan antarangka.- Dorong anak Anda untuk mengingat hasil penjumlahan dua angka yang sama seperti "3+3=6" atau "8+8=16". Metode ini juga akan membantunya memahami perbandingan dasar dalam hubungan antarangka. Misalnya, seorang anak yang secara instingtif tahu bahwa "8+8=16”, biasanya akan lebih mudah mengerjakan”8+9” karena dia hanya perlu menambahkan “1” ke dalam “16”.
- Gunakan kartu informasi bergambar (flash card) untuk membantunya mengingat informasi-informasi penting. Cobalah mengelompokkan kartu berdasarkan konsep fact family untuk menekankan hubungan di antara angka-angka tersebut. Meski dia juga harus memahami pola interaksi angka-angka tersebut, setidaknya “mengingat” konsep dan fakta matematis dasar dapat memperkuat landasan pemahamannya. Dengan memahami konsep dasar tersebut, niscaya dia akan lebih mudah mengerjakan operasi hitung yang lebih rumit.
4 Memanfaatkan Soal Cerita
- Masalah yang "hasilnya tidak diketahui". Misalnya: Meredith memiliki dua buah mobil; ketika ulang tahun, dia menerima tiga buah mobil lagi. Berapa jumlah mobil yang dimiliki Meredith sekarang?
- Masalah yang "perubahannya tidak diketahui". Misalnya: Meredith memiliki dua buah mobil; setelah membuka seluruh hadiah ulang tahunnya, dia sekarang memiliki lima buah mobil. Berapa jumlah mobil yang diterima Meredith ketika berulang tahun?
- Masalah yang "awalnya tidak diketahui". Misalnya: Meredith menerima tiga buah mobil di hari ulang tahunnya; sekarang, dia memiliki lima buah mobil. Berapa banyak mobil yang tadinya Meredith miliki?
- Masalah "gabungan" berkaitan dengan penambahan jumlah. Misalnya, jika Elizabeth memanggang tiga loyang kue dan Sara memanggang enam loyang kue, berapa total kue yang mereka panggang? Terkadang, anak-anak juga diminta untuk menyelesaikan masalah gabungan yang perubahan atau awalnya tidak diketahui. Misalnya, jika Elizabeth memanggang tiga loyang kue dan total kue yang dipanggang Elizabeth dan Sara adalah sembilan loyang, berapa loyang kue yang dipanggang Sara?
- Masalah "sebagian-sebagian-seluruh" berkaitan dengan penambahan dua kelompok figur yang bersifat statis. Misalnya, jika ada 12 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki di kelas, berapa total siswa di kelas tersebut?
- Masalah "perbandingan" berkaitan dengan nilai perbandingan yang tidak diketahui. Misalnya, jika Geoff memiliki tujuh buah kue, dan dia memiliki tiga kue lebih banyak daripada Laura, berapa jumlah kue Laura?
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar