Sebelum mempelajari filosofi pemikiran Ki Hajar
Dewantara, saya berpikir bahwa karakteristik siswa itu sama semua dalam
penerapan metode pembelajaran. Siswa diibaratkan kertas kosong yang bisa
dicorat-coret bebas oleh guru. Sehingga proses pembelajaran hanya berpusat pada
guru atau teacher center. Guru sebagai satu-satunya sumber ilmu/ informasi.
Saya juga berpikir bahwa siswa harus mempunyai standart yang sama dalam bidang
akademik sehingga saya hanya mengejar nilai akademik tanpa memperdulikan minat
dan bakat siswa selain akademik.
Setelah
1. Setelah saya mempelajari dan memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya paham bahwa konsep yang selama ini saya pahami dan terapkan jauh dari benar dan masih banyak kekurangan maupun kekeliruan.
Pertama tujuan pendidikan itu tidak hanya mentransfer ilmu saja tetapi menuntun siswa untuk lebih meningkatkan minat dan bakat sesuai dengan karakteristik masing-masing. Hal ini diibaratkan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa siswa adalah kertas yang sudah ada garis samar-samar sehingga tugas guru adalah menuntun untuk menebalkan garis tersebut.
Kedua dalam proses pembelajaran harus mengetahui karakteristik, minat dan bakat siswa karena dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam perubahan terdapat dua kodrat yaitu kodrat alam dimana siswa mempunyai karakteristik, sifat, minat dan bakat sehingga guru tidak bisa mengubahnya tetapi hanya menuntun dan mengawasi supaya tetap berada dijalur yang baik. Berikutnya kodrat zaman dimana guru memberikan metode dan media pembelajaran sesuai zamannya, dulu kita belajar dengan papan tulis dan kapur sekarang kita bisa menggunakan papan digital yang bisa dengan mudah mengakses berbagai media sehingga memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa.
Ketiga penerapan prinsip
tri loka yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Semboyan pendidikan ini sangat penting sekali karena sebagai guru tidak hanya
mentransfer ilmu akademik tetapi harus memberikan contoh yang baik. Ada istilah
guru digugu lan ditiru, guru tidak hanya didengarkan tetapi dicontoh siswa.
Secara garis besar bahwa guru harus memfasilitasi proses pembelajaran dengan
cara menuntun, mengawasi, dan mengontrol siswa supaya berjalan sesuai dengan
kodrat alam dan zaman untuk mencapai kebahagian sendiri, negara dan alam. Hal
ini digambarkan seperti murid sebagai bibit tanaman yang mempunyai
karakteristik masing-masing yang harus dirawat, dipupuk dan dijaga sesuai
porsinya masing-masing sehingga tumbuh sesuai kodratnya.
Penerapan
Setelah mengetahui dan memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya akan menerapkan pembelajari lebih baik dikelas antara lain.
- Menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengna karakteristik anak yaitu mengadopsi sistem among dengan memberikan pembelajaran berbasis masalah sehingga siswa mengetahui permasalahan sosial di sekitar.
- Menerapkan pembelajaran berbudaya dengan pendidikan karakter, saya akan mencoba membuat program kebiasaan baik di luar kelas contoh penerapan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) untuk melatih tanggungjawab dan pembiasaan sopan santun, sedangkan didalam kelas saat pembelajaran dengan diskusi kelompok dan presetasi hasil diskusi kelompok, kegiatan ini bertujuan untuk melatih kerjasama, percaya diri dan menghargai pendapat orang lain.
- Memberikan wadah kreativitas seluas-luasnya dengan menyediakan berbagai ekstrakurikuler sehingga mendorong siswa untuk mengeksplore kreativitas dan membuat inovasi sesuai minat dan bakat masing-masing siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar